Baru-baru ini, jagat media sosial diramaikan dengan kisah unik sekaligus kontroversial. Sepasang pengantin menikah tanpa resepsi dan tidak menyediakan prasmanan untuk tamu undangan. Momen pernikahan yang biasanya penuh pesta, justru berlangsung sangat sederhana dan singkat. Video pernikahan tersebut viral di berbagai platform, terutama TikTok dan Instagram, mengundang komentar pro dan kontra dari warganet.

Fenomena ini pun memicu perdebatan publik mengenai makna sebenarnya dari sebuah pesta pernikahan. Apakah pernikahan harus selalu dirayakan dengan megah? Ataukah cukup sah secara agama dan hukum, lalu selesai?


Kronologi: Menikah Sah Tanpa Selebrasi

Dalam video yang beredar, tampak prosesi akad nikah dilangsungkan di sebuah rumah sederhana. Tidak ada pelaminan, tidak ada dekorasi mewah, bahkan tidak tersedia hidangan prasmanan untuk para tamu. Sang pengantin wanita hanya mengenakan kebaya putih sederhana, sementara pengantin pria mengenakan setelan formal yang juga jauh dari kesan glamor.

Meski begitu, suasana akad tampak khidmat. Keluarga inti dan saksi hadir dengan penuh rasa haru dan bahagia. Tak berselang lama, acara pun selesai. Tidak ada sesi foto bersama tamu atau hiburan tradisional seperti biasanya.


Alasan Pengantin: Ingin Hemat dan Fokus ke Masa Depan

Dalam unggahan lanjutan, pengantin wanita memberikan klarifikasi mengenai keputusan mereka. Ia menyebut bahwa dirinya dan suami memilih untuk tidak mengadakan resepsi karena ingin mengalokasikan dana untuk hal yang lebih penting, seperti tabungan, tempat tinggal, atau modal usaha.

“Kami ingin mulai hidup dari nol tanpa beban utang pesta. Menikah bukan tentang pesta besar, tapi tentang komitmen,” tulisnya di caption video yang kini sudah ditonton jutaan kali.

Keputusan ini langsung mendapat respons positif dari sebagian besar netizen, terutama dari kalangan muda yang merasa tekanan sosial untuk membuat pesta mahal sering kali memberatkan.


Respons Publik: Antara Dukungan dan Kritik

Meski banyak yang mendukung, tidak sedikit pula warganet yang melontarkan kritik. Beberapa menganggap bahwa mengundang tamu tanpa menyajikan makanan adalah tindakan yang tidak sopan dalam budaya Indonesia. Pasalnya, dalam tradisi lokal, menyuguhkan makanan kepada tamu adalah bentuk penghormatan.

Namun, pendukung pasangan ini berpendapat bahwa tamu harusnya memahami dan menghargai keputusan pribadi pengantin. Apalagi, undangan bukanlah kewajiban, melainkan pilihan yang bisa disesuaikan dengan kemampuan.


Kesimpulan: Tren Baru atau Sekadar Pilihan Personal?

Kisah viral pernikahan tanpa resepsi dan prasmanan ini membuka mata banyak orang akan pentingnya menikah sesuai kemampuan, bukan gengsi. Meski menuai pro-kontra, langkah berani pasangan ini bisa menjadi inspirasi, terutama bagi mereka yang ingin fokus membangun masa depan tanpa tekanan sosial.

Pada akhirnya, makna pernikahan bukan terletak pada pesta, melainkan pada komitmen yang dijalani bersama.

admin

Written by

admin

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *