
Sebuah insiden mengejutkan yang terjadi di Kabupaten Gunungkidul viral di media sosial. Seorang pria yang diduga penagih utang nekat menyiram air ke arah seorang lurah di kantor kelurahan, diduga akibat kekecewaan atas utang yang tak kunjung dibayar. Aksi tersebut sontak menghebohkan warga dan menjadi perbincangan hangat di berbagai platform digital.
Peristiwa tersebut terjadi beberapa hari lalu dan sempat terekam dalam sebuah video amatir yang kemudian menyebar luas. Dalam video itu, tampak seorang pria datang dengan nada tinggi dan membawa sebotol air yang kemudian disiramkan ke lurah yang sedang berada di ruang pelayanan.
Pengakuan Penagih Utang
Kepada media, pria yang diketahui berinisial S (45) akhirnya angkat bicara. Ia mengaku nekat melakukan aksi tersebut karena merasa kesal dan dipermainkan. Menurut pengakuannya, sang lurah berutang sejumlah uang sejak beberapa bulan lalu, namun tak kunjung ada itikad baik untuk membayar atau berkomunikasi secara jelas.
“Saya sudah beberapa kali datang baik-baik, tapi malah dihindari. Saya emosi, saya kecewa. Uang itu saya butuhkan untuk biaya anak sekolah,” kata S dengan nada menyesal.
Ia mengakui bahwa tindakannya memang tidak pantas dan emosional, namun berharap ini bisa menjadi pelajaran agar pejabat publik lebih terbuka dan bertanggung jawab terhadap urusan pribadinya, terutama yang menyangkut warga.
Tanggapan Sang Lurah
Sementara itu, pihak kelurahan membenarkan bahwa insiden tersebut memang terjadi. Namun sang lurah membantah memiliki utang pribadi sebagaimana yang dituduhkan oleh S. Ia mengklaim bahwa masalah tersebut sebenarnya adalah urusan orang lain yang dititipkan melalui dirinya.
“Itu bukan utang pribadi saya. Ada salah paham. Tapi kami serahkan sepenuhnya proses ini kepada pihak yang berwenang,” ujarnya singkat.
Proses Hukum dan Mediasi
Polres Gunungkidul menyatakan sedang menyelidiki kasus tersebut. Meski tidak menimbulkan korban luka, tindakan menyiram air terhadap pejabat publik dapat dikategorikan sebagai tindakan tidak menyenangkan dan bisa dikenai pasal.
Namun hingga saat ini, jalur mediasi masih diupayakan antara kedua belah pihak. Banyak tokoh masyarakat berharap agar masalah ini bisa diselesaikan dengan damai tanpa harus berlarut-larut ke ranah hukum.
Reaksi Publik
Warganet terbagi dua menyikapi kasus ini. Ada yang mengecam tindakan penagih utang karena dinilai tidak sopan, tetapi tak sedikit pula yang merasa simpati atas perjuangannya menagih hak yang belum terpenuhi.
“Ini bukan sekadar tentang utang, tapi soal kepercayaan dan tanggung jawab moral. Apalagi jika pelakunya adalah pejabat publik,” komentar seorang pengguna di media sosial.
Insiden ini menjadi pengingat bahwa penyelesaian masalah harus dilakukan dengan kepala dingin dan komunikasi terbuka. Terlebih bagi pejabat publik, menjaga integritas dan kepercayaan masyarakat adalah tanggung jawab utama yang tidak bisa diabaikan.